Membantu di Tengah Kondisi Tak Menentu

Agar tak terus meluas, pandemi corona perlu ditangani oleh segenap pihak dengan seksama. Namun tak cukup itu, mesti hirau juga pada imbasnya.

Pandemi menimbulkan beragam kesulitan terutama bagi kehidupan warga terdampak. Di sini, rasa peduli pada sesama saatnya ditumbuhkan dan terus dilakukan. Ada berbagai cara untuk melakukannya. Pemerintah melalui program bantuan langsung pada warga terdampak adalah salah satu contoh. Antar warga pun bisa saling peduli membantu satu sama lain lewat donasi digital yang kini marak dilakoni.

Di sisi lain, sektor swasta mulai dari unit bisnis, lembaga, dan yayasan, bisa turut berkiprah menangani dampak melalui program internal dan eksternal mereka.

Menurut Hendrajanto Marta Sakti, Ketua Yayasan Bakrie Amanah, pihaknya memberikan perhatian pada klaster pangan dan juga kebutuhan tenaga medis dalam merespon bantuan di tengah pandemi. Sebenarnya Bakrie Amanah memiliki 3 klaster koordinasi terkait COVID-19, yaitu klaster sosial ekonomi terdampak, klaster pencegahan dan pengadaan APD, serta klaster penanganan ODP/PDP/ pemulsaran jenazah. Namun hanya 2 pertama yang menjadi fokus program.  

“Ada dua belas perusahaan yang mengikuti program Bakrie Amanah (terkait penanganan COVID-19),” cetus Hendra. Bentuknya berupa pangan (dala rangka ketahana pangan), dan bantuan langsung tunai. Sejauh ini total donasi yang terkumpul dalam program pananganan corona mencapai Rp. 7348 juta.

Bantuan APD dikhususkan kepada petugas medis. Sementara pangan tak Cuma warga terdampak, para petugas medis pun mendapat  perhatian. Selain itu, Bakrie Amanah juga memanfaatkan aplikasi untuk melakukan crowdfunding. Kegiatan crowdfunding juga dilakukan dengan pihak lain, seperti kitabisa.com.

Sementara itu, Amru Mahalli, GPA Manager PT Energi Mega Persada (EMP) memaparkan, pihaknya punya program pengembangan masyarakat di tengah pandemi. Masa darurat corona ini diakuinya sedikit menghambat program pengembangan masyarakat yang biasa dilakukan.

“Program CSR (pengembangan masyarakat) yang dikembangkan EMP secara komprehensif butuh langkah-langkah kecil yang sistematis untuk menghasilkan hal yang optimal,” tegas Amru. Peran perusahaannya, lanjut Amru, bukan untuk menggantikan peran pemerintah melainkan justru melengkapi. Bila CSR (corporate sustainable responsibility) bertitik tolak dari 3P yaitu people, planet, dan profit, imbuhnya, maka di perusahaan, pihaknya menerapkan 3P tersebut menjadi triple partnership, yaitu pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.  

“Kunci program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan EMP, adalah sinergi dan pendampingan,” urai Amru. Ada yang dirasa cukup menghambat dalam pelaksanaan program saat pandemi. Amru menyebut, pelarangan untuk menimbulkan kerumunan masyarakat, dan pembatasan keluar masuk karyawan untuk mencegah penularan wabah di lingkungan internal, dua hal yang menjadi kendala program.

Namun, ternyata ada solusi yang bisa dilakukan. Membatasi jadwal pertemuan dengan pemangku kepentingan, dan tetap mengikuti protokol penanggulangan wabah jika bertemu langsung, seperti tak lagi menjabat tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Pertemuan dan pelatihan pun sering dilakukan online, serta menjalin komunikasi melalu platform digital, mulai dari media sosial, hingga aplikasi pesan seperti What Apps, video call, voice call, conference call dan sejenisnya.

Sementara itu ada beberapa hasil pelaksanaan program pengembangan masyarakat. Pembuatan wadah cuci tangan di kantor-kantor layanan masyarakat bekerja sama dengan Puskesmas setempat. Ada pula donasi seperti penyemprotan disinfektan, pembagian APD, masker dan hand sanitizer, vitamin dan sembako di lingkungan operasional perusahaan.

Hal lainnya, pemasangan spanduk kampanye penanggulangan COVID-19, makanan tambahan untuk balita, pendampingan mitra binaan lewat platform online seperti pelatihan softskill lewat media online. Selain itu ada pembekalan pengetahuan yaitu pemberdayaan penjahit rumahan untuk membuat masker kain.

Untuk menyambut new normal, pihak EMP pun sudah menyiapkan SOP. Jika melibatkan masyarakat, maka yang patut diperhatikan adalah memastikan kegiatan telah mendapat ijin pemerintah dan masyarakat setempat.  Lalu pengaturan kerumunan dengan memberikan jarak tempat duduk. Ada juga mengharuskan menyiapkan wadah cuci tangan dan sabun. Selanjutnya menyiapkan dan mengharuskan pemakaian masker. Terakir, melakukan disinfektan lokasi sebelum kegiatan dilaksanakan.

Obrolan Yayasan Bakrie Amanah dan PT Energi Mega Persada ini muncul dalam diskusi webinar Dampak Wabah COVID-19 terhadap Implementasi Program CSR, Kamis (25/6/2020).

(Source: https://majalahcsr.id/membantu-di-tengah-kondisi-tak-menentu/