Pesawat Komersial Bisa Memotong Emisi Mereka dengan Memanfaatkan Angin

Penerbangan mutakhir saat ini sudah memakai ‘jet stream’ untuk menghemat waktu dan bahan bakar. Namun, studi terbaru menyebutkan, perlu sedikit upaya lebih dengan merekayasa bagaimana pesawat bisa ‘menumpang’  aliran angin ini agar lebih menghemat 16 % bahan bakar yang berujung emisi CO2 pun dapat ditekan. 

Kuncinya adalah fleksibilitas. Para ahli menyarankan, sebaiknya menerapkan jejak penerbangan yang variatif yang lebih sering dengan melihat arah jet stream setiap waktu. Jet stream adalah istilah di dalam dunia penerbangan yaitu fenomena alam berupa angin kencang yang berkecepatan 100 km per jam. Pemutakhiran satelit dan teknologi pelacak bisa mendukung pesawat memanfaatkan jet stream ini secara aman bagi keselamatan.

Jutaan kilogram emisi CO2 bisa terkurangi setiap tahun, jika maskapai dan provider layanan navigasi udara mengadopsi metode jet stream yang dimodifikasi. Perubahan teknologinya dikatakan tak memakan biaya mahal serta dapat langsung diterapkan setidaknya untuk penerbangan di trans atlantik.

“Penerbangan trans atlantik saat ini menjadikan pesawat membakar lebih banyak bahan bakar sehingga memicu emisi yang sangat massif daripada yang seharusnya,” kata Cathie Wells, mahasiswa PhD matematika dari Universitas Reading, Inggris.

“Meskipun angin menyebabkan perubahan sangat kecil terhadap sudut jalur penerbangan (dan tidak membahayakan), pertimbangan lainnya adalah mengurangi ongkos operasional penerbangan yang juga berdampak pada penghematan bahan bakar yang berarti pengurangan emisi,” tambahnya.

Untuk memastikan angka yang dihasikan dari penghematan bahan bakar, tim peneliti mengamati sebanyak 3.500 penerbangan antara London dan New York, pada periode 1 Desember 2019 sampai 29 Februari 2020 yang melibatkan nyaris satu juta penumpang.

Diketahui maksimal bahan bakar yang bisa dihemat mencapai 16%, namun angka rerata  ternyata lebih kecil, yaitu rute barat, trans atlantik ke New York sebanyak 1,7% dan rute timur, trans atlantik ke London yang lebih irit bahan bakar 2,5%. Rerata ini bisa makin bertambah, di mana para ahli memperkirakan ada di kisaran 6,7 juta kilogram emisi CO2 terkurangi selama periode tersebut.  

Aktivitas penerbangan memang disebut bertanggung jawab atas 2,4% dari total keseluruhan emisi karbon yang disebabkan kegiatan manusia. Karena itu, perlu dicari solusi untuk menekan akibat yang ditimbulkan.

“Meningkatkan kemampuan teknologi pesawat udara memakai biofuel, atau batere listrik tentu bisa menurunkan emisi secara drastis. Tapi perlu diingat, biayanya mahal dan butuh waktu lama untuk mencapainya,” kata Paul William, pakar atmosfir dari Universitas Reading, Inggris.

Namun, lanjut William, jika memanfaatkan jet stream, maka akan lebih murah dan manfaatnya lebih cepat dirasakan. “Ini perlu dilakukan, lantaran pengurangan emisi dunai penerbangan harus juga segera dilakukan, agar bahaya perubahan iklim juga bisa dibantu terselesaikan,” tegas William.

 

(Source: https://majalahcsr.id/pesawat-komersial-bisa-memotong-emisi-mereka-dengan-memanfaatkan-angin/