Sejumlah pelaku bisnis UMKM mengaku tidak kuat lagi dengan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1-4 hingga 16 Agustus 2021. Kondisi pandemi saja sudah membuat omset mereka turun drastis.
"PPKM yang diterapkan pemerintah berdampak banget dengan omset pedagang, di mana dulu omset bisa kita dapat 10 sampai 20 juta per hari, sekarang itu hampir hilang semuanya dapat 1 juta juga udah bersyukur," ujar pedagang konveksi baju Pasar Tanah Abang, Firman kepada detikcom, Rabu (12/8/2021).
Firman mengatakan turunnya omset harian yang di dapat, membuat dia harus mengambil keputusan untuk memberhentikan sejumlah karyawan toko dan penjahit bajunya. Cara itu dianggap satu-satunya untuk bisa meminimalisir pengeluaran semasa pembatasan kegiatan masyarakat.
"Otomatis para pedagang berpikir bagaimana cara efisien pengeluaran, salah satunya dengan merumahkan karyawan," paparnya
Senada dengan Firman, Raka pelaku UMKM baju gamis mengaku bingung selama masa pandemi dan PPKM Jawa-Bali, lataran tidak bisa jualan secara langsung. Kondisi tersebut membawa dia di antara pilihan karyawan atau selamatkan usaha.
"Karena karyawan itu harus digaji, sedangkan omset kita tidak ada," ucap Raka.
Raka mengatakan walaupun ada pelonggaran di masa PPKM level
1-4, aturan seperti kartu vaksin memberatkan pelaku UMKM Tanah Abang dan pembelinya. Alhasil peraturan itu membuat geliat kondisi pasar menurun.
"Mau bergerak dengan PPKM juga sulit, mau kemana-mana semua jalan disekat. Kita mau mencoba dagang enggak bisa. Ya saya harapkan kebijakan surat vaksin untuk masuk Pasar Tanah Abang dihilangkan," tutur Raka.
Sementara Sumarni pedagang nasi di Pasar Tanah Abang meminta pemerintah tidak lagi memperpanjang PPKM. Agar roda ekonomi kecil di bawah bisa berputar kembali.
"Supaya pedagang di Tanah Abang bisa melanjutkan usahanya kembali dari jatuh hingga bisa bangkit kembali," pinta Sumarni.
Selain Sumarni, Yani pedagang warteg jika PPKM terus berlanjut lagi, dirinya tidak tahu caranya untuk bisa bertahan. Aturan yang ada dinilainya memberatkan pedagang kecil.
"Kebanyakan di sini pinginnya makan di tempat jangan di batasi yang penting mereka sudah vaksin dan jaga protokol kesehatan, lalu kurang apa lagi," tutup Yani.